28 Mar 2016 |
|
CATATAN KAKI - IMLEK 2016 Oleh : Kikie Nurcholik – Sekjen KOPI “Gong Xi Fa Chai” adalah kalimat yang sering kita dengar saat Tahun baru Imlek tiba, ucapan yang saling dilontarkan dan dipahami sebagai doa bagi sesama.Suasana Imlek diwarnai dengan wangi hio yang memenuhi penciuman, nyala api dengan latar merah di sana-sini, seekor ayam rebus utuh dalam sebuah piring, dan suara biduan bermata sipit terlantun mengiringi keriangan perayaan Imlek. Imlek tak hanya soal warna merah meriah dan harapan hidup manis yang dituangkan dalam kegembiraan. Saat ini Imlek bukan hanya tradisi orang-orangketurunan Tiong Hoa,namun telahmenjadi salah satu bagian tradisi di Indonesia dan diakui sebagai hari besar keagamaan nasional. Pada perayaan Imlekselalu ada dua batang tebu yang berdiri di sudut ruang tamu yang ditempeli sepotong kecil kertas minyak berwarna merah. Merah melambangkan keberuntungan, sedang tebu bersinonim dengan manis. Beberapa hari sebelumnya, masyarakat keturunan Tionghoa membersihkan papan-papan sembahyang leluhur hingga mengkilapdan gelas-gelas teh tawar telah terisi baru. Beragam makanan disiapkan, seperti : ayam kampung, ikan bandeng segar, sayuran, buah-buahan, kue-kue sertapermen. Sehari sebelumnya,para ibu keturunan Tionghoa sibuk didapur sepanjang hari. Sedangkan anak-anak muda mengerjakan tugas kecil seperti menggulung kertas perak dan emas yang akan dibakar untuk persembahan kepada leluhur. Kertas-kertas ini digulung satu-persatu dan dilancipkan pada kedua ujungnya.Bagian yang paling disukai adalahsaat‘menyulap’ tumpukankertasinidan uang imitasi menjadi sebuah susunan yang berputar. Jika tahu tekniknya, tidak diperlukan tenaga dan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya. Menjelang siang, meja telah hidanganlezat, seperti :ayam kampung rebusdisajikan utuh lengkap dengan sepasang kakinya yang ditekuk ke dalam perut, sup ayam taripang berteman kembang tahu beraroma jahe, capcai jamur terlezat sedunia, ayam goreng kecap asin. Sajian kering berupa buah dan kue-kue semacam kue mangkuk dan bolu kukus wajib diberi potongan kertas minyak berwarna merah, dan disajikan dalam jumlah ganjil. Pada sore hari, seluruh anggota keluarga berkumpul dengan berpakaian rapi. Sang ayah berdiri di depan meja persembahyangan, sementara anak-anak berdiri patuh di belakangnya menunggu sang ayahmemberikan jatah hio ke tangannya. Tiga batang hio untuk masing-masing arwah dan untuk dewa-dewa yang menunggui posisi-posisi strategis seluruh penjururumah, seperti :pintu depan, anak tangga terbawah yang konon didiami dewa tanah, dapur dan satu lagi di teras lantai atas. Doadipanjatkan dalam hati untuk menyapa para arwah sembari mengayunkan hio di udara sebanyak tiga kali. Bara hio terletak tepat di tingkat yang sejajar dengan titik tengah kedua alis mereka. Setelahitu sang ayah akan membantu menancapkan hio dan si anak menutupnya dengan soja, menyatukan kedua tangan di udara dan mengayunkannya sambil menundukkan kepala sebanyak tiga kali berturut-turut.vTerakhir adalah ritual membakar kertas perak dan emas serta setumpuk uang kertas bernominal fantastis, sebagai bentuk persembahan kepada leluhur. Itulah gambaran perayaan Imlektahun 2016di benak saya. Saya pun mendapat pelajaran berharga saat melihat sebuah poster bertuliskan beberapa peribahasa dalam hurufdan bahasamandarin yang dibawahnya terdapat terjemahan dalam bahasa Indonesia,dan kurang lebih memiliki maknasebagai berikut : 1. Kesabaran adalah kekuatan melawanwaktu,sebagaimana kesabaran daun murbei hingga bisa menghasilkan sutra. 2. Bila keberuntungan mengunjungi Anda, semua orang akan tahu di mana Anda berada. 3. Janganlah takut tumbuh walau perlahan, takutlah jika hanya berdiam diri. 4. Habiskan koin baru dengan seorang teman lama dan berbagi kesenangan lama dengan teman baru. 5. Jika Anda ingin kesenangan satu jam, tidur sianglah. 6. Jika Anda ingin kesenangan satu hari, pergilah memancing. 7. Jika Anda ingin kesenangan satu tahun, warisilah uang. 8. Jika Anda ingin kebahagiaan seumur hidup, bantulah orang lain. 9. Kebaikan adalah kualitas terbaik jiwa. 10.Berhemat adalah ibu dari kemakmuran. 11.Jangan mengutuk kegelapan, nyalakanlah lilin. 12.Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik kedua adalah sekarang. 13.Jika Anda sabar dalam satu amarah, Anda akan melarikan diri dari seratus hari kesedihan.
“Gong Xi Fat Chai 2567 & Xin Nian Kuai Le”
|