Era Digital yang kini telah membudaya, membuat sebagaian besar masyarakat Indonesia terutama di perkotaan menjadi tidak asing lagi dengan berbagai produk digital, seperti : camera digital, computer dan internet. Lebih jauh dari itu, masyarakat juga telah terbiasa menggunakan software pengolah photo untuk dimasukan ke situs online yang kini diperkirakan telah digunakan oleh hampir 2/3 dari penduduk perkotaan,atau sekitar 35% (94.500.000) dari penduduk Indonesia yang kini berjumlah sekitar 270.000.000 jiwa. Salah satu paradok yang terungkap dalam seminar yang mengulas photobook pada awal tahun ini di Jakarta menyatakan bahwa semakin mudah kita menampilkan gambar secara digital, akan semakin besar pula keinginan untuk melihatnya dalam bentuk cetak.
Di negara maju seperti Amerika dan Eropa, photobook telah lama berkembang. Karenanya tidak heran jika jenis usah tersebut telah berkembang dengan pesat.Maksudnya di samping lonjakan pengguna photobook semakin tinggi, jumlah perusahaan dan kualitas produknya juga semakin tidak tertandingi. Dari sekian banyak pengusaha yang memproduksi photobook, tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh kemampuan untuk melakukan inovasi. Bisnis photobook bukan hanya sekedar mencetak gambar dan menjilidnya menjadi buku, tetapi membutuhkan berbagi inovasi mulai dari pemilihan bahan, dan peralatan yang digunakan, serta kreatifitas sumber daya manusia dalam menciptakan produk yang mampu menarik perhatian seluruh lapisan masyarakat.
Lovetory brand photobook yang diusung PrimaGraphia yang terkenal sebagai perusahaan percetakan dengan julukan "The first retail paling lengkap di Indonesia", kini terlihat semakin ramai dikunjungi pelanggan. Pemicu melonjaknya kebutuhan akan photobook disamping tingkat pendapatan yang semakin tinggi, selain itu kuantitas perusahaan photobook yang semakin bertambah dan menyebar ke berbagai penjuru, membuat para pelanggan semakin mudah untuk membuat / memperoleh photobooksesuai dengan kemampuan dan keinginannya.
Selengkapnya baca di majalah Indonesia Print Media edisi Juli - Agustus 2011.
|