17 Dec 2011 |
|
Hal ini disampaikan oleh kepala LPQ, Bpk Drs HM.Samidin Nashir MM. Dalam acara cetak perdana Mushaf Al-Qur’an Keraton Hadiningrat Yogyakarta, yang diadakan pada bulan Agustus lalu dilokasi pabrik percetakan LPQ di kawasan Ciawi, Bogor , Jawa Barat. Dari sekitar 250 orang undangan yang hadir dalam acara ini tampak Hamengkubowono X beserta romobongan Keraton Hadiningrat, Kabag LitBang kementerian Agama, Ketua IPHI, Muspida Bogor, Muspika Kecamatan Ciawi , serta kaum duafa dan anak yatim. Dalam Sambutannya, Menteri Agama memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada LPQ dalam memasyrakatkan Al-Qur’an serta gembira dan rasa syukur atas cetak perdana Mushaf Al-Qur’an Keraton Hadiningrat Yogyakarta ini. Hal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an yang sering menjadi pemicu terjadinya berbagai kesalahpahaman didalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Perdana Mushaf Al-Qur’an Keraton Hadiningrat Yogyakarta, Kepala LPQ lebih lanjut menjelaskan bahwa mushaf ini sesungguhnya sudah pernah ada , namun manuskripnya sekarang sudah berusia sekitar 220 tahun sehingga untuk membuka lembaran-lembarannya pun sudah sangat sulit. Manuskrip asli mushaf ini ditulis oleh seorang ahli dari dalam lingkungan Keraton Hadiningrat Yogyakarta sendiri, yang bernama Ki Admo Parwito, pada tahun 1978 – 1799. Istimewanya manuskrip Mushaf Al-Qur’an ini ditulis tangan lengkap dengan ornamennya. Pembukuan Mushaf Al-Qur’an pertama kali dilakukan oleh Khalifa Utsman r.a. dimaksudkan sebagai penyatu dalam hal ejaan tulisan, bacaan, dan susunan surat-surat. Demikian juga di Indonesia, hal serupa dilakukan untuk mempermudah umat Islam dalam membaca, menghafal, serta memahami makna yang terkandung di dalam pedoman hidup tersebut. Sejak dulu, diberbagi Madrasah, pesantren dan surau banyak terdapat usaha penulisan Mushaf Al-Qur’an. Mushaf Al-Qur’an yang tertua di Indonesia ialah yang selesai ditulis oleh Abdul As-Sufi Ad-Din pada hari Kamis, 21 Muharam 1035H ( 23 Oktober 1625M). Ukuran Mushaf ini 25 x 17 x 6,5 cm. Jumlah halamannya 769 dengan kertas dluwang ( kulit kayu ). Mushaf ini dimiliki oleh Bapak Muhammad Zen Usman di Singaraja, Bali, berasal dari Johor, Malaysia dan kini terdapat di negara Belanda. Selengkapnya baca di majalah Indonesia Print Media edisi Septemberi - Oktober 2011 |