Ditulis oleh: Lathi Harhary MS.

Semua proses cetak konvensioanal selalu akan dimulai dari persiapan pembuatan acuan cetak yang dikerjakan pada bagian pra-cetak (Pre-press), begitu juga pada proses cetak Flexo atau lebih lengkapnya Flexography. Acuancetak atau plate cetak flexography pada umumnya terbuat dari bahan yang elastis, polymer atau karet. Yang berfungsi mentransfer tinta dari bak tinta ke bahan yang dicetak melalui roll anilox. Plate yang terbuat dari bahan karet biasanya hanya digunakan untuk membuat plate yang berisi teks atau huruf dengan ukuran fontnya cukup besar karena cara pengerjaannya atau pembuatannya secara manual dengan cara di”ukir” dan/atau dicungkil.

Bahan dan cara ini biasanya digunakan untuk mencetak material (karton) corrugated. Sedangkan bahan yang terbuat dari polymer digunakan untuk mencetak gambar dan teks yang fontnya sangat kecil, oleh sebab itu proses pembuatan platenya melalui proses transfer gambar dengan  menggunakan film sebagai medianya ataupun proses CtP (computer to plate). Pada umumnya raw material plate polymer ada yang berupa lembaran, cair dan silinder (kelongsong), baik itu platenya itu sendiri ataupun proses cara pembuatannya, hingga kelebihan dan kekurangannya tiap proses. Plate polymer ini mempunyai kekerasan atau kekenyalan yang biasa dinyatakan dalam derajat Shore (antara 60 – 80 derajat shore). Untuk teknik atau teknologi proses pembuatan plate flexo terdapat empat teknik seperti yang akan diterangkan dibawah. Sedangkan bentuk bahan sebelum diproses pada bagian pra-cetak  ada yang berupa atau berbentuk lembaran, cair (curah) dan berupa kelongsong (silinder).

Untuk yang lembaran, ketebalannya bervariasi menurut kebutuhan sesuai mesin cetaknya.  Plate atau acuan cetak ini adalah elemen terpenting pada proses cetak flexo disamping elemen atau bagian lainnya untuk menghasilkan kualitas cetakan yang baik. Bahkan dalam kurun waktu dua dasa warsa belakangan ini telah terjadi perkembangan teknik, teknologi maupun raw materialnya pada plate flexo ini, sehingga turut mendukung dalam menghasilkan kualitas cetaknya.  Juga, Seperti kita ketahui bahwa plate polymer ini mempunyai kelebihan dalam proses cetaknya karena elastis sehingga bisa “beradaptasi” terhadap permukaan media atau bahan yang dicetak (substrate). Hal ini sangat penting karena proses pemindahan gambarnya langsung dari plate ke permukaan yang dicetak (substrate). Lain halnya pada proses cetak offset (datar), yang proses cetaknya dari plate cetak akan dipindahkan ke rubber blanket (fleksibel) lebih dahulu agar bisa didapat tekanan cetak dengan baik sehingga menghasilkan gambar cetakan yang optimal.

Seperti diketahui bahwa cetak flexo adalah teknik cetak tinggi dimana bagian yang mencetak atau bergambar akan lebih tinggi dari bagian atau area yang tidak mencetak, yang mana bagian bergambar ini akan bersentuhan langsung dan akan memberikan tinta pada bahan yang dicetak (substrate). Untuk membuat bagian yang tinggi dan rendah ini, akan melalui yang disebut proses pembuatan plate cetak flexo. Terdapat empat teknik/teknologi proses pembuatan plate flexo polymer yang ada saat ini, yaitu : 

1. Teknologi Analog (konvensional)

2. Teknologi Digital (CtP)

3. Teknologi Engraving (DLE)

4. Teknologi Cair (Liquid polymer)

1. TEKNOLOGI ANALOG (KONVENSIONAL) 

Lapisan Plate Analog

Yang dimaksud proses analog (konvensional) adalah proses pembuatan plate polymer dengan menggunakan media film negatif untuk mentransfer gambar dan/atau teks ke permukaan plate polymer yang dimaksud. Adapun prosesnya secara umum melaui enam tahap proses, yaitu :

Selengkapnya di Majalah Grafika Indonesia Edisi 94  Mei - Juni 2020 ...