Setelah sepuluh tahun terbit dan turut serta mengedukasi pasar industri cetak Indonesia, majalah Indonesia Print Media kini mulai mengembangkan pasar dengan menambah outlet dari semula belasan toko buku di Jakarta menjadi ratusan toko buku di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan eksistensi Indonesia Print Media di tengah-tengah pembaca, yang diharapkan cukup efektif sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan kualitas dan akurasi informasi agar tercipta perbaikan serta pertumbuhan pasar industri cetak yang sehat dengan mengandalkan kualitas dan pelayanan plus.
|

Keberadaan buku tulis memiliki hubungan erat dengan perkembangan industri kertas dan teknologi mesin cetak. Di Indonesia keberadaan industri kertas dan percetakan diperkirakan mulai berkembang sejak abad ke-18. Namun karena faktor pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah, dari masa penjajahan sampai dengan masa awal kemerdekaan, di berbagai pelosok Indonesia masih digunakan batu tulis (sabak) sebagai media untuk menulis. Batu tulis terbuat dari tanah lempung yangdibentuk persegi panjang kemudian diproses lanjut dengan pembakaran agar memadat.
|

PT. Astra Graphia Tbk meluncurkan printer inkjet warna Fuji Xerox DocuWide C842, yang ditargetkan untuk pasar printing ukuran besar. Dengan kecepatan 7 (tujuh) lembar ukuran AO per menit atau setara dengan kecepatan pencetakan long banner sepanjang 5 m per menit, printer ini merupakan printer tercepat di dunia sampai berita ini diturunkan.Peluncuran produk terbaru ini dilakukan di Jakarta pada 27 Februari 2014.
|

Mengakhiri tahun 2013, tepatnya pada 11 November 2013, Prima Graphia Jakarta kembali melakukan terobosan melalui pembukaan gedung baru berlantai 7 nan megah, Graha Printing Prima Graphia, di jalan Kepu Selatan, Kali Baru, Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya pada acara soft opening Graha Printing Prima Graphia, Eddy Kimas selaku owner Prima Graphia, di hadapan sekitar 60 orang undangan menyatakan bahwa gedung yang dibangun di atas tanah seluas 500 m2 ini akan menjadi gedung printing terbesar dan terlengkap di Indonesia.
|
Wednesday, 04 December 2013 00:00 |
Visi & Misi majalah Indonesia Print Media : “Tercipta percepatan dan pemerataan informasi kegrafikaan, terbinanya peningkatan kualitas / kuantitas produk cetak dalam kerangka budaya pasar yang sehat yang mengarah pada peningkatan pencerdasan dan kesejahteraan bangsa.”
Indonesia Print Media adalah majalah yang mengulas seluk beluk dunia grafika, khususnya di Indonesia, dan terbit setiap dua bulan. Majalah ini diterbitkan oleh Yayasan Pengembangan Grafika & Media (YPGM) di bawah pimpinan Ir. H. M. Fauzi Lubis. Saat ini Indonesia Print Media dapat dikatakan majalah grafika tertua di Indonesia.
Edisi perdana majalah ini terbit pada 7 November 2003 dengan almarhum H. N. Nasution bertindak sebagai Pemimpin Redaksi, ditandai dengan pemotongan tumpeng di hadapan sekitar 70 orang pengusaha grafika. Pada awal penerbitannya, kantor redaksi majalah ini berlokasi di Cilegon sedangkan kantor pemasarannya di Jakarta. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama, karena pada paruh semester pertama kantor redaksi dipindahkan dan disatukan dengan kantor pemasaran di Jakarta. Pada periode ini almarhum Ir. Triwiharto bertindak sebagai Pemimpin Redaksi. Selanjutnya, sejak tahun 2006 hingga kini majalah ini berada di bawah pimpinan Drs. Usman Batubara.
|
Monday, 14 October 2013 08:47 |
Secara umum percetakan mempunyai catatan sejarahnya tersendiri. Sejarah menuliskan pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas. Guna untuk memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Dia merupakan sebuah bagian penting dalam perkembangan suatu negara, karena hanya jenis industry inilah yang mampu mencetak uang, buku, koran, majalah, baliho, spanduk, brosur, flyer dan lain-lain.
Di Indonesia sebagaimana disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai Ratas bersama Presiden SBY di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu untuk tahun depan, pemerintah memastikan nilai belanja APBN 2014 menjadi sekitar Rp 1.900 triliun. Nilai ini naik dari APBN 2013 yang mencapai Rp 1.683 triliun.
|
|
|
|
<< Start < Prev 1 2 3 4 5 6 Next > End >>
|
Page 4 of 6 |