28 Mar 2013 |
|
Mengingat awal tahun 2013 ini beberapa daerah mengadakan pemilukada, antara lain Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Sumatera Utara, rasanya tidak berlebihan jika pada ulasan kali ini Indonesia Print Mediamengetengahkan tentang kiat-kiat mengatasi masalah produksi untuk menjaga mutu produk cetak, khususnya pada pencetakan proses warna surat suara. Hal ini juga berkaitan dengan ditemukannya kasus surat suara pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat yang luntur/pudar dan berlubang. Keluhan mengenai kurang bagusnya kualitas tinta cetakan surat suara ini diakui oleh Ketua KPUD Subang, Kaka Suminta. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris KPUD Jawa Barat, Heri Suherman, menyatakan bahwa kriteria surat suara rusak yang mendapat penggantian ada dua, yaitu cacat kertas atau cacat cetak. Kriteria kertas suara cacat kertas apabila kertas cacat (bolong-bolong). Sedangkan kertas suara dianggap cacat cetak apabila ada bagian yang tidak tercetak sempurna. Kertas suara yang agak pudar karena tinta belum sempat meresap, masih bisa ditoleransi penggunaannya. Sebagaimana dimaklumi, kebutuhan surat suara untuk pemilukada Jawa Barat ini mencapai 33.350.405 lembar surat suara yang dikerjakan oleh tiga konsorsium, yaitu Balai Pustaka sebanyak 15.842.557 lembar, Inkoppol 10.797.057 lembar dan Pura Barutama sebanyak 6.710. 791 lembar dengan dana mencapai Rp 17 miliar. Meskipun demikian, percetakan-percetakan lain dapat mengambil pelajaran dari kesalahan dalam produksi cetak surat suara itu untuk lebih memperhatikan proses produksi di perusahaan masing-masing agar menghasilkan produk cetak berkualitas baik dengan seminimal mungkin melakukan kesalahan. Apalagi dalam proses pencetakan dokumen penting seperti surat suara, karena kualitas cetak yang baik akan berpengaruh terhadap penyampaian informasi yang benar bagi masyarakat pemilih. Kesalahan dan ketidaksempurnaan kualitas cetak surat suaraakan menimbulkan keraguan masyarakat dalam melakukan proses pemilihan terhadap calon yang menjadi idolanya. Dengan kata lain, kualitas cetak surat suara berperan penting dalam menentukan kesuksesan jalannya pemilukada. Agar perusahaan percetakan yang mendapat order pencetakan surat suara pemilukadamampu menghasilkan surat suara dengan kualitas dan jumlah sesuai ketentuan, maka perusahaan percetakan tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan, yang antara lain mencakup sumber daya manusia dan sistem kerja yang baik, peralatan/mesin-mesin yang memadai, serta mampu berproduksi secara maksimal.
PROSES PRODUKSI Dalam membahas kualitas barang cetakan, maka ada dua persyaratan besar yang mempengaruhi kualitas produksi cetakan, yaitu : (1) Ketepatan cetak dari warna-warna yang dicetak, (2) Keseragaman/kestabilan tebal lapisan tinta. 1. Ketepatan cetak dari warna-warna yang dicetak. Berbagai teknik produksi cetak untuk memperoleh ketepatan cetak (register) dari suatu pencetakan proses 4 warna tergantung dari sistem dan teknik cetak yang dipergunakan. Perbedaan teknik produksi cetak ini terjadi akibat adanya perkembangan teknologi, misalnya : teknik produksi cetak konvensional, computer to film, computer to plate dan computer to print. Teknik produksi cetak mana yang paling baik dan paling tepat,sangat tergantung dari model barang cetakan, mutu yang diharapkan,waktu yang disediakan oleh pemesan dan tentunya harga cetakannya Bila teknik produksi menggunakan konvensional, maka untuk memperoleh ketepatan cetak harus melalui berbagai tahapan, dimana setiap tahapan produksi harus sempurna dan hasilnya baik, meliputi : (a) Mounting film, dengan sistim tumpuk, blue key (sistem alas tunggal); Kegiatan mounting film adalah penataletakan film pada suatu lembar astralon yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran mesin cetaknya, yang selanjutnya dibuat pelat/acuan cetaknya. Kesempurnaan posisi mounting dari seluruh warna, sangat mempercepat penyetelan pelat pada silinder plat dan sangat menentukan ketepatan posisi gambarnya.
(a) Pemasangan pelat cetak (dengan sistim pin register ? Pemasangan pelat secara manual menuntut ketelitian operator mesin-nya, karena kesempurnaan dan ketepatan pemasangan pelat sangat menentukan kesempurna ketepatan cetaknya. Mesin-mesin yang canggih dan otomatis penuh (fully otomatic) menggunakan sistem punch dan pin register system sangat mempercepat pemasangan pelat dan ketepatan cetak yang sempurna. (b) Kelancaran, kestabilan transportasi kertas pada feeder; Kelancaran dan kestabilan jalannya kertas dari meja penumpukan, meja penumpukan (feeder) disertai dengan kerja yang sempurna dari penepat kertas depan (front-lay) dan penepat kertas samping (side-lay) sampai pada meja pengeluaran (delivery) menjadi salah satu syarat memperoleh mutu barang cetakan, karena dengan kelancaran jalannya kertas sangat menentukan alih tinta dari bak tinta, ke rol distribusi, ke rol form, ke acuan cetak, ke blanket/kain karet sampai ke kertas baik dan sempurna, karena dengan alih tinta yang baik lapisan tinta pada kertas juga menjadi sempurna dan sama ketebalannya.
(c) Pengaturan skala tekanan cetak; Ketepatan pengaturan skala tekanan cetak yang didasarkan pada tebal pelat ditambah bantalan/packing, ketebalan kain karet/blanket ditambah packing serta memperhitungkan tebal kertas yang dicetak akan memperoleh tekanan cetak yang tepat. Kelebihan atau terlalu beratnya tekanan cetak pada pelat maupun pada kertas akan menyebabkan cetakan terlihat lebih penuh, titik raster akan terlihat lebih besar maupun berubah bentuknya (dot-gain), sehingga mutu cetak akan menurun. (d) Pengembangan kertas. Pengembangan kertas adalah kondisi yang agak sulit untuk diatasi, karena dengan kondisi kelembaban udara yang tinggi dibarengi dengan sifat serat kertas bersifat menyerap uap air, maka serat kertas akan mem besar dan secara keseluruhan kertas membesar/mengembang. Pengembangan/pembesaran kertas ini akan membawa serta ukuran gambarnya, sehingga warna pertama terlihat lebih besar dari ukuran filmnya. Kondisi ini bisa diatasi dengan kertas yang telah dipotong dan belum dicetak agar ditutup dengan plastik, atau usahakan kertas dari bungkus/kemasannya dipotong langsung dicetak. Lebih baik lagi apabila dicetak pada mesin warna ganda (empat warna), karena dengan jarak waktu antara warna pertama, kedua, ketiga dan keempat sangat pendek, kemungkinan terjadi pengembangan hanya kecil/sedikit, dan tentunya ketepatan cetaknya lebih baik.
2. Keseragaman/kestabilan tebal lapisan tinta. (a) Kesesuaian kehalusan raster dengan kerataan permukaan kertas; Penggunaan raster pada produksi cetak proses warna adalah merubah warna yang solid menjadi gambar yang bergradasi (terdapat tingkatan warna dari warna sangat muda sampai pada warna sangat tua). Dibarengi dengan adanya prosentase raster dan sudut raster yang berbeda setiap warnanya, akan dihasilkan ratusan warna (yang semula hanya 4 warna pokok : cyan, magenta, yellow dan black). Kondisi ini memungkinkan mencetak berbagai model warna (misal: tanda gambar surat suarayang umumnya warna blok/solid, yang umumnya berwarna kulit dengan warna lembut yang sebenarnya adalah campuran dari .. Selengkapnya di Majalah Grafika Indonesia Print Media Edisi 51 ( Maret - April 2013) |