Having been developed with the printing and label industry for 6 years, "The China International Exhibition on Label Printing Technology 2014"(Sino-Label 2014) established itself as remarkable and influential international exhibition in China. The forthcoming Sino-Label 2014 will be staged again at China Import & Export Fair Complex, Guangzhou, P.R. China on March 3-5, 2014.

"Stick" to the Future with Digital Label
With the soaring demand for consumer goods, packaging and labeling lay a key influence in consumer's purchasing decision. And the rapid development of fast-moving consumer industries such as food & beverage, households, pharmaceutical, personal and healthcare products has caused a significant demand for the manufacturers on greater packaging and labeling quality to personalize their products. On the other hand, rising trend on branded goods go global has led to a greater demand on localized product design for launching in different countries and regions. In label production, digital printing, with its capabilities to handle short runs, variable data and localization has a significant advantage and helps label printers to enhance competitiveness by differentiating their products.

Rangkaian implementasi kurikulum 2013, yang akan diberikan secara gratis kepada siswa rawan molor pelaksanaannya. Penyebabnya antara lain anggaran kurikulum baru ini senilai Rp 829 miliar hingga minggu ke-2 Juni 2013 masih diblokir Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Padahal tenggat waktu pencetakan buku semakin mepet.

Pada minggu ke-3 Juni 2013 Kementerian Keuangan sudah mencairkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kurikulum 2013 sebesar Rp 829 miliar. Dengan tidak mengulur waktu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan langsung menandatangani kontrak dengan perusahaan percetakan buku.  

Mendikbud mengungkapkan, dalam tender percetakan disepakati para pemenang bukan hanya bertugas mencetak buku, tetapi juga harus mendistribusikannya hingga ke sekolah tujuan. Mendikbud menyatakan bahwa harga buku Kurikulum 2013 tetap jauh di bawah rata-rata. Buku paling mahal adalah Buku Matematika Siswa Kelas X setebal 392 halaman dengan harga satuan Rp 18.700.  Buku lainnya adalah  buku tematik untuk Kelas I SD berjudul “Diriku”. Buku  dengan gambar fullcolor setebal 105 halaman ini  harga satuannya Rp 12.000. Ada juga buku Bahasa Indonesia Kelas X setebal 242 halaman seharga Rp 8.800. 

Blitar  adalah tempat kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia, industri grafika juga berkembang cukup pesat di kota ini, yang ditandai dengan tumbuh dan menjamurnya berbagai usaha jasa cetak.  Salah satunya  adalah  AURA Digital Printing yang dikomandoi oleh Ahmad Zain M. Perusahaan yang tergolong baru di industri grafika kota Blitar ini, melayani jasa cetak digital printing dan  bersifat one stop printing dengan mengandalkan  mesin cetak bermerek Binterjet, yang merupakanproduk dalam negeri. Dengan peralatan pertama dan utama  dari  Binterjet, perusahaan ini tumbuh dan berkembang sehingga  mampu berperan serta dalam mendukung kemajuan industri grafika di kota Patria (julukan kota Blitar). Untuk mengetahui perjalanan  “AURA” Digital Printing meraih kesuksesan dalam menjalankan roda usahanya,  berikut petikan wawancara  Indonesia Print Media dengan Ahmad Zain M  di kantornya,  Juni  minggu ketiga, 2013.

Menurut sumber di IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia ) informasi adanya tindak pembajakan buku di suatu percetakan pada umumnya disampaikan oleh anggota masyarakat yang mengetahui persis di lapangan. Jarang sekali info itu diberikan oleh penerbit buku yang menjadi korbannya.Sebagai contoh, tiga tahun lalu ada seseorang yang menelpon kekantor Ikapi dan melaporkan bahwa di kawasan Pondok Gede ada percetakan yang sedangmencetak beberapa judul buku yang bukan terbitannya. Alamat lengkap serta ancar-ancarnya juga disebutkan.Berdasar info singkat itu, Tim dari Ikapi bergerak kekawasan itu.Tentusaja, tim Ikapi itu tak bias langsung masuk ke percetakan yang disebutkan. Hanya duduk-duduk saja di warung sambil bertanya kepadasi penjual dan karyawan percetakan yang sedang makan siang di situ.Ternyata ada informasi yang mendekati kebenaran.

Pameran ” Solo Digital Printing Expo” (SDPE) yang dilaksanakan di Diamond Solo Conven­tion Center, akhir Maret 2013,  sebagaimana dikatakan Ketua Panitia, Karunya Budyawan,  merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya sejak tahun 2010, yang digelar oleh Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Kota Surakarta. Setiap pameran mengusung tema yang berbeda,  dan tema yang diusung pada pameran kali ini adalah Dekstop Print to Printshop. “Dengan area pameran seluas 1.500 meter persegi, kami berharap akan terjadi hubungan interaktif antara produsen dan supplier. Terlebih pameran kali ini menghadirkan teknologi terbaru di bidang percetakan. Karena itu, kami berharap bisa memotivasi pengusaha untuk makin menggiatkan bisnis percetakan,” terang Karunya.

Perhelatan Mega Bazaar Computer (MBC) 2013 menghadirkan 140 perusahaan dan didukung oleh tiga asosiasi komputer, yaitu Harco Mangga Dua Computer Center (HMCC), Apkomjaya, dan Jakarta Computer Center (JACC). Dari pantauan Indonesia Print Media, MBC mampu menarik antusiasme masyarakat untuk berkunjung. Beragam produk gadget teranyar yang dibesut masing-masing produsen kian menggiurkan masyarakat untuk memilikinya. Apalagi di era digital dan mobile seperti sekarang ini, produk TI bisa dimiliki dengan harga yang kian terjangkau.