22 Jan 2012 |
|
Khusus untuk Indonesia, Messe Dusseldorf bekerja sama dengan PT WAKENI (Wahana Kemalaniaga Makmur), mengadakan presentasi pada pertengahan November bulan lalu di Jakarta. Acara ini dihadiri sekitar 70 orang peserta yang datang dari para pelaku industri penerbitan dan percetakan dari Pulau Jawa. “Drupa adalah event penting yang tidak boleh dilewatkan oleh para pelaku industri percetakan dunia. Jika dianalogikan dengan dunia olah raga, Drupa sama halnya dengan olimpiade di industri percetakan, di mana para pemain di industri percetakan dunia hadir memamerkan produk dan teknologi terbaru mereka. Penting bagi pelaku industri percetakan Indonesia untuk menghadiri event ini agar terus ter-update dengan perkembangan industri percetakan dunia terkini.” Demikian diungkapkan Werner M. Dornscheidt, President & CEO of Messe Dusseldorf Gmbh. “Beberapa isu menarik di industri percetakan seperti green printing, functional printing, hibryd, multi channel dan inkjet akan coba dihadirkan dan dijawab di pameran Drupa 2012,” tambahnya. Produk-produk yang akan dipamerkan antara lain : produk prepress dan premedia baik software maupun hardware, mesin dan peralatan percetakan, postpress dan paper converting, kertas dan substrat, tinta, suku cadang dan infrastruktur serta jasa dan perangkat-perangkat lunak terkait industri percetakan. Besarnya skala pameran Drupa diperlihatkan oleh data jumlah peserta, pengunjung dan kualitas pengunjung. Dari data yang ada, penyelenggaraan pameran ini pada tahun 2008 diikuti oleh 1.953 perusahaan dari 53 negara, dan dikunjungi oleh lebih dari 390.000 orang. Dari total pengunjung tersebut, 59% berasal dari luar Jerman. Kualitas pengunjungnya pun terbilang tinggi karena 78% dari pengunjung merupakan pengambil keputusan di perusahaan masing-masing. Pada penyelenggaraan tahun ini, Messe Dusseldorf mengharapkan terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas peserta maupun pengunjung dari pameran sebelumnya. Optimisme terjadinya peningkatan ini sejalan dengan optimisme peningkatan di industri percetakan itu sendiri. Berbagai kalangan memprediksi industri percetakan dunia akan tetap tumbuh meskipun tidak besar. Isu krisis ekonomi dan isu digitalisasi pada beberapa tahun belakangan ini merupakan kendala industri percetakan yang berhasil dilalui dengan baik. Di Jerman, para produsen mesin percetakan merespons perubahan pasar dengan mengembangkan produk baru dan karenanya mereka berhasil mempertahankan posisi mereka sebagai pemimpin di pasar dunia. Bahkan saat terjadi krisis moneter tahun 2009, produsen mesin offset Jerman masih mampu menguasai 57% pasar global. “Industri percetakan ke depannya akan dipengaruhi oleh.. Selengkapnya baca di majalah Indonesia Print Media edisi 44 Januari - Februari 2012. |