23 Oct 2019 |
|
Oleh : Herman J. Kesumahadi Printing yang kita tahu saat ini sudah jauh sangat berkembang dibandingkan dengan asal mulanya yang pada awalnya semua dijalankan dengan cara sangat-sangat manual dengan bahan baku seadanya. Proses printing pada awalnya dibutuhkan untuk membuat pamflet/brosur, surat kabar dan buku. Pada saat itu, jika ada packaging suatu produk yang menggunakan elemen printing biasanya hanya sebatas label kertas yang direkatkan ataupun dimasukkan kedalam kemasan tersebut. Atau cetak sablon pada kemasan tersebut. Commercial printing pada era abad 21 ini tetap berkembang sejalan dengan kemajuan jaman, walaupun banyak orang berasumsi bahwa Commercial Printing sudah mencapai titik jenuh, dan sejak era digital berkembang pesat di akhir abad 20, banyak produk Commercial printing yang tergantikan, seperti surat kabar dan majalah yang sekarang bias dibaca dengan menggunakan handphone, tablet ataupun computer. Disusul dengan brosur digital, online shop, dan lain sebagainya. Commercial Printing tetap menempati posisinya sendiri di hati masyarakat dalam hal bisnis, produksi, keuangan, dan sektor-sektor usaha lainnya. Walaupun di semua sisi, semua pihak mengurangi pemakaian kertas (yang dikenal dengan istilah “GO GREEN”) dan mengganti dengan data digital, transaksi penjualan kertas tetap tidak akan pernah berhenti dan sampai saat ini pabrik-pabrik kertas masih tetap berjalan kencang dengan produksinya. Bukti lain adalah masih menjamurnya percetakan offset mulai dari skala kecil, sedang, hingga yang besar. Yang terhitung lebih dari 15.000 percetakan tersebar di seluruh Indonesia dan masih terus bertambah. Produsen tinta cetak pun berjalan stabil dengan produksinya dan terus meng-update proses, kualitas dan stabilitas produk mereka. Demikian juga dengan produsen pigmen sebagai supplier dari produsen tinta. Dari sisi customer ... Selengkapnya terdapat pada majalah cetak dan digital INDONESIA PRINT MEDIA edisi 91 Nov-Des 2019 |