18 Dec 2013 |
|
Balikpapanmerupakan kota perdagangan/niaga terbesar di Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk mencapai 656.417 jiwa atau sekitar 18 % dari seluruh penduduk Kaltim. Sebagai wilayah dengan peradaban tertua di Indonesia, tidak mengherankan jika Kaltim, khususnya Balikpapan atau Billipapan atau Balikkappan (logat Banjar), berkembang menjadi salah satu kota pusat industri/niaga, khususnya di Kalimantan Timur. Sebagaimana di wilayah lain di Indonesia, Balikpapan sebagai pusat perdagangan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat di bidang industri grafika atau percetakan. Industri percetakan telah ada di kota ini sejak tahun 1970-an, dan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan teknologi. Hal ini ditandai dengan menjamurnya berbagai perusahaan jasa cetak baik konvensional maupun digital printing. Saat ini, jumlah industri jasa cetak, termasuk advertising, di Balikpapan saja diperkirakan mencapai ratusan perusahaan. Perusahaan percetakan dan advertising tersebut antara lain : Delimas (offset), Sinar Grafindo (digital printing), Kaltim Pos (web), Joy Printing, Rapolo Advertising, Satu Jari, Guntur Blanko, Neo Advertising, Zig-Zag Spanduk, Sketsa Design, Virung, Nur Alif Grafika, Nila Grafika, Gondes_Senigrafis, Aden Printing, Al Jabar, Yuni Artha, Anugrah Terang, Graha Media, Percetakan Teguh, Kubuz Grafika, Sun Grafis, Suwanto, Maskot, Arsen, Maestro Stamp, Tunggal Jaya, dan Macom. Delimas Offset Berdiri sekitar tahun 1970- an, Delimas merupakan salah satu perusahaan percetakan tertua di Balikpapan. Saat ini, Delimas dikelola oleh generasi kedua pendiri perusahaan tersebut dan tetap eksis serta mampu mengikuti perkembangan teknologi. Dengan demikian, perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan pelanggan akan produk cetak yang kini kian beragam dan tuntutan akan kualitas produk cetak yang baik. Dalam kunjungan ke pabrik Delimas di Jalan Mulawarman (samping Asrama Haji BPP) Malanggar, Balikpapan, Indonesia Print Media melihat sederet (6 unit dari berbagai merek) peralatan cetak yang tergolong lengkap mulai dari pra cetak, cetak, serta finishing: seperti mesin jahit kawat, lem, dan potong, bahkan terdapat 2 unit mesin numbering. Delimas didirikan oleh H. Beddu Hasyim, ayah dari Dayan Hasyim, yang saat ini mengelola perusahaan tersebut. Dalam wawancara dengan Indonesia Print Media pertengahan Oktober 2013, Bapak Dayan menjelaskan bahwa perusahaan tersebut didirikan oleh ayahnya sekitar tahun 1970-an. Perusahaan ini didirikan karena orangtua Bapak Dayan termotivasi untuk meningkatkan perekonomian keluarga dari sekedar sebagai penjual koran ketika beliau merantau di Medan, menjadi seorang pengusaha percetakan. Motivasi itu timbul karena orangtua Bapak Dayan seringkali melihat orang-orang yang berusaha di bidang percetakan membawa uang dengan menggunakan karung. Jadi, beliau memiliki keyakinan bahwa usaha di bidang percetakan cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik. Perjalanan Roda Usaha Delimas Berbekal motivasi tersebut, Delimas dibangun mulai dari nol dengan nawaitu (niat) yang baik untuk ikut serta membantu mencerdaskan bangsa. Selanjutnya usaha ini dijalankan secara bertahap, peralatannya bertambah satu persatu hingga menjadi seperti saat ini. Demikian dijelaskan Bapak Dayan sambil menunjukkan beberapa unit mesin yang ditempatkan di beberapa ruang di pabriknya. Tahun ini Delimas telah memasuki usia sekitar 43 tahun, usia yang cukup matang, dan dalam kurun waktu tersebut pengadaan semua peralatan cetak selalu diusahakan sesuai dengan kemampuan financial yang tersedia, tanpa menggunakan jasa layanan kredit yang sekarang tersebar dimana-mana. Adapun mesin-mesin yang digunakan antara lain 6 unit mesin cetak dari berbagai merek seperti Oliver dan Ryobi, dan salah satunya mesin cetak 2 warna. Mesin finishing terdiri dari : 3 unit mesin potong, 3 unit mesin jahit kawat, 2 unit mesin pembuat lubang, serta 2 unit mesin numering. Dengan mesin-mesin yang dimilikinya, dapat dipastikan Delimas mampu mengerjakan berbagai produk cetak berupa blangko, brosur, buku, kalender, dan produk cetak lainnya yang menjadi kebutuhan pemerintah dan masyarakat Balikpapan. Masalah yang Dihadapi Sebagaimana perusahaan percetakan lain, Delimas juga menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan usahanya. Kendala yang dihadapi bersifat umum, seperti : ketersediaan bahan baku, kualitas sumber daya manusia, dan persaingan harga yang seringkali dibandingkan dengan harga cetak luar daerah seperti Surabaya, yang sekarang terkenal paling murah. Harapan di Masa Mendatang Mengingat industri jasa cetak di Balikpapan tegolong cukup banyak, ada sekitar 40 perusahaan jasa cetak konvensional, 15 perusahaan digital printing, serta jika dihitung dengan cetak sablon jumlahnya mencapai 100 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sekitar 500 orang, maka pemerintah hendaknya meningkatkan perhatian dalam membina serta mengayomi jenis usaha ini. Jika jenis usaha ini dibiarkan berjalan sendiri tanpa perhatian, bantuan serta kemudahan dalam hal perijinan dan mendapatkan modal dari pemerintah maupun pengusaha daerah, maka jenis usaha ini akan sulit bersaing |